Kajian Malam Kesepuluh Ramadhan Bersama Dr. Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA tentang Syukur Nikmat
Kajian Malam Kesepuluh Ramadhan Bersama Dr. Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA tentang Syukur Nikmat
Ramadhan ke-10
26 | Mei | 2018 M / 10 | Ramadhan | 1439 H
📖 Kalam Hikmah:
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Artinya : "Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
(Seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab) yang diturunkan (berkata,) ia bernama Ashif ibnu Barkhiya; dia terkenal sangat jujur dan mengetahui tentang asma Allah Yang Teragung, yaitu suatu asma apabila dipanjatkan doa niscaya doa itu dikabulkan ("Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip") jika kamu tujukan pandanganmu itu kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepadanya, "Coba lihat langit itu", maka Nabi Sulaiman pun menujukan pandangannya ke langit, setelah itu ia mengembalikan pandangannya ke arah semula sebagaimana biasanya, tiba-tiba ia menjumpai singgasana ratu Balqis itu telah ada di hadapannya. Ketika Nabi Sulaiman mengarahkan pandangannya ke langit, pada saat itulah Ashif berdoa dengan mengucapkan Ismul A'zham, seraya meminta kepada Allah supaya Dia mendatangkan singgasana tersebut, maka dikabulkan permintaan Ashif itu oleh Allah. Sehingga dengan seketika singgasana itu telah berada di hadapannya. Ibaratnya Allah meletakkan singgasana itu di bawah bumi, lalu dimunculkan-Nya di bawah singgasana Nabi Sulaiman. (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak) telah berada (di hadapannya, ia pun berkata, "Ini) yakni didatangkannya singgasana itu untukku (termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku) untuk menguji diriku (apakah aku bersyukur) mensyukuri nikmat, lafal ayat ini dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (atau mengingkari) nikmat-Nya. (Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya) artinya pahalanya itu untuk dirinya sendiri (dan barang siapa yang ingkar) akan nikmat-Nya (maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya) tidak membutuhkan kesyukurannya (lagi Maha Mulia") yakni tetap memberikan kemurahan kepada orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya.
Baca juga : Kajian Malam Kesembilan Ramadhan
Dalam bab syukur nikmat, syukur tersebut dibagi menjadi 3 model :
🍄 Syukur kepada Allah
🍄 Syukur kepada walidain (syukur kepada orang tua)
🍄 Syukur kepada sesama manusia
Maka dalam kehidupan sehari-hari banyak kita lihat aplikasi dari bentuk syukur kepada Allah seperti sering kita lihat ada orang buat yang namanya "syukuran" atas nikmat yang diperolehnya. Atau ada juga orang mengaplikasikannya dengan model "sujud syukur".
Bagaimana mensyukuri nikmat kepada Allah? Di antara rukun-rukun syukur adalah :
💦 Pengakuan hati ( إعتراض الباطنة )
Bahwa mengakui dengan hati setiap nikmat, kebaikan, kesenangan, dan kebahagiaan adalah pemberian Allah bukan hasil karya diri kita sendiri. Semua yang ada pada kita adalah pemberian Allah. Maka tidak perlu tinggi hati atau sombong karena semuanya bukan milik kita tapi milik Allah.
💦 Pengakuan lisan ( إقرار اللسان )
Keluar dari mulut bahasa syukur tersebut seperti الحمد لله , الحمد لله رب العالمين
💦 Mempergunakan nikmat untuk taat kepada Allah ( صرف النعمة على طاعة الله )
Dalam sebuah kisah seorang faqir datang kepada ulama, dia mempertanyakan kenapa dalam hidupnya dia selalu merasakan faqir? Tidak ada pernah dalam hidupnya dia merasa berkecukupan/kaya.
Maka ulama tersebut menjawab : bagaimana menurut kamu seandainya Allah memberikan buta kepadamu dan diberi uang 10juta maka faqir tersebut menjawab saya pilih tidak buta wahai syeikh walaupun tidak ada uang 10jt. Kemudian ulama tersebut melanjutkan lagi bagaimana juga pendapatmu seandainya Allah memberikan gila untukmu dan diberi uang 1 miliyar, jawaban faqir ini juga sama dia tidak mau gila walaupun diberi uang 1 miliyar.
Maka ulama tersebut menjawab mengapa kamu tidak malu selalu berkeluh kesah kepada Allah dan mengatakan bahwa Allah tidak adil memberikan kamu faqir, Allah jahat karena tidak memberimu harta yang banyak, padahal betapa besarnya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita hingga apabila dinilaikan dengan uang, maka uang tersebut tidak ada apa-apanya, tidak mampu menggantikan nikmat yang begitu besar dari Allah. Maka tidak perlu berkeluh kesah mengadu kepada orang lain bahwa kita faqir.
Maka salah satu rahasia syukur nikmat diantaranya selalu melihat Allah baik, selalu melihat bahwa Allah sayang kepada hambanya, cinta kepada hambanya, dan walaupun kita selalu gagal dalam mensyukuri nikmat Allah tersebut.
Wallahu'alam
Baca Juga : Kajian Malam Kedelapan Ramadhan
Kajian Malam Kesepuluh Ramadhan Bersama Dr. Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA tentang Syukur Nikmat
Reviewed by RQ Center
on
7:50:00 PM
Rating:

Tidak ada komentar: